Agronitas

Produksi Singkong Nasional



Saat ini, Indonesia termasuk dari 3 (tiga) negara penghasil singkong terbesar di dunia. Dan Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara penghasil singkong terbesar di dunia karena diversifikasi budidaya singkong kita terus berkembang pesat. Untuk produksi ubi kayu tahun 2008 produksi 21.756.991 ton, dan tahun 2011 meningkat mencapai 24.044.025 ton. Lalu pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 23.936.921 ton. Jika dirata-rata dari tahun 2009, produktivitas naik sekitar 4,64 persen dan produksi naik sekitar 2,04 persen. Dan tahun ini diperkirakan sekitar 26 juta ton.



Saat ini harga singkong (ubi kayu) menarik dan menguntungkan karena memang banyak produk turunannya. Sekarang banyak tanaman singkong yang semakin luas arealnya yaitu sekitar lebih dari 1,06 juta hektar. Meski produktivitas singkong masih sekitar 20 ton per hektar, tahun kemarin (2013) sebesar 22,14 ton per hektar. 

Namun sebenarnya, potensi genetik singkong di Indonesia itu termasuk tinggi, rata-rata di atas 30-40 ton per hektar.  Bahkan produktivitas singkong gajah di Kalimantan Timur bisa mencapai 120-140 ton per hektar. Tantangan lainnya adalah siklus tanam singkong yang panjang mencapai 10 (sepuluh) bulan yang terkadang ada petani yang enggan mengembangkan pertanaman singkong. 

Dan ini menjadi tugas kita untuk mengatasinya mulai dari ketersediaan lahan, varietas unggul, teknologi budidaya, bantuan permodalan hingga kemitraan.

Saat ini, Indonesia termasuk dari 3 (tiga) negara penghasil singkong terbesar di dunia. Dan Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara penghasil singkong terbesar di dunia karena diversifikasi budidaya singkong kita terus berkembang pesat. Untuk produksi ubi kayu tahun 2008 produksi 21.756.991 ton, dan tahun 2011 meningkat mencapai 24.044.025 ton. Lalu pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 23.936.921 ton. Jika dirata-rata dari tahun 2009, produktivitas naik sekitar 4,64 persen dan produksi naik sekitar 2,04 persen. Dan tahun ini diperkirakan sekitar 26 juta ton.

Kita juga patut berbangga hati karena ekspor singkong yang semakin lama, permintaannya semakin tinggi, bahkan diperkirakan tahun ini akan meningkat hingga 2 (dua) kali lipat dari tahun sebelumnya. Tujuan ekspor ubi kayu ke China, Korea dan pasaran Eropa. 

Total ekspor singkong tahun 2002 sampai 2011 mencapai 2.554.194 ton senilai 349.309 dolar AS, kalau impor tahun 2002 sampai 2011 mencapai 1.480 080 ton senilai 402.418 dolar AS. Volume ekspor dalam bentuk gaplek, tapioka, chip dan bentuk lainnya tahun 2008 mencapai 108.590 ton dengan nilai US$ 27.251.

Sementara impor tahun 2008 mencapai 64.443 ton dengan nilai US$ 11.754. Pada tahun 2011 volume ekspor 125.260 ton senilai US$ 57.865 sementara volume impor tahun 2011 mencapai 98.023 ton senilai US$ 53.496.

Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan teknologi produksi singkong yang mencakup penyiapan lahan dan bibit; pola, waktu dan cara tanam; pengendalian erosi; populasi tanaman dan jarak tanam; pengendalian gulma; pemupukan; pengendalian hama dan penyakit; dan panen. Termasuk menyediakan varietas unggul adalah yang mempunyai karakteristik : 

a) berkadar pati tinggi, 

b) potensi hasil tinggi, 

c) tahan tekanan cekaman biotik dan abiotik, serta 

 d) fleksibel dalam usahatani dan umur panen.


Dari sekitar enam belas varietas unggul ubi kayu yang telah dilepas Kementerian Pertanian, ada empat varietas yang memiliki karakter sesuai dengan kriteria tersebut yaitu : varietas Adira-4, Malang-6, UJ-3 (Thailand), dan UJ-5 (Cassesart). Termasuk varietas lokal Barokah. Adira-4 memiliki kandungan pati 25-30%, tahan penyakit layu, potensi hasil 25-40 ton/ha dan umurnya 8 bulan. 

Sedangkan varietas Malang-6 memiliki kandungan pati 25-32%, potensi hasil 35-38 ton/ha dan agak tahan hama kutu merah serta mempunyai umur 9-10 bulan. Varietas UJ-3 memiliki kandungan pati 25-30%, potensi hasil 35-40 ton/ha, tahan penyakit bakteri dan umur mencapai 8-10 bulan. Varietas UJ-5 memiliki kadar pati 30-36%, potensi hasil 45-60 ton/ha, tahan penyakit bakteri dan mempunyai umur 9-10 bulan. Adapun klon lokal Barokah memiliki kadar pati 25-30%, potensi hasil 35-40 ton/ha dan mempunyai umur 9-10 bulan.

Saya menghimbau kepada para petani singkong untuk memilih varietas singkong unggul dengan potensi hasil yang tinggi sesuai dengan daerah dan tujuan produksinya nanti.  Untuk konsumsi langsung bisa  memilih varietas yang rasanya enak  (manis) seperti Adira 1 atau Malang 1, jika menanam untuk diolah lebih lanjut untuk tepung atau pati Anda bisa memilih varietas Adira 4, Malang 4, Malang 6,  UJ 3 dan  UJ 5.

Mudah-mudahan ke depan, semoga saja diversifikasi produk singkong kita mampu memenuhi kebutuhan industri yang memiliki permintaan akan jenis singkong tertentu.

Pembaca, pemerintah akan terus mendorong produktivitas singkong sepanjang 2015-2019 mendatang. Dari posisi saat ini hanya sekitar 18-20 ton per hektar, menjadi sekitar 30-40 ton per hektar. Mulai dari kemudahan berusaha dan membuka lahan baru. Selain itu, pemerintah akan memperbaiki efisiensi rantai nilai perdagangan singkong. Caranya, dengan membangun sistem dan persaingan yang sehat. Kami juga akan memantau harga produk-produk ubi kayu di pasar.  Impor hanya akan dilakukan jika dalam negeri membutuhkan sementara pasokannya kurang.

Hal ini tentu saja bersesuaian dengan rencana strategis Kementerian Pertanian 2015-2019, yang menetapkan singkong sebagai satu komoditas unggulan yang produksinya akan ditingkatkan secara nasional. Program akselerasi pertumbuhan kebun singkong ini sebanyak 9.300 hektar di tahun 2015 mendatang. 

Dengan begini, tentu saja saya berharap Indonesia tak perlu mengimpor singkong untuk memenuhi kebutuhan terutama untuk industri dalam negeri.

Insya Allah, singkong yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia akan semakin berjaya dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai produsen singkong terbesar di dunia. Pada saat yang sama, kita berharap,  petaninya juga akan jauh lebih sejahtera. (Sumber :L tabloidsinartani.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar