Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menyambung hidup, manusia
melakukan segala cara dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan
tersier. Dengan bekerja manusia bisa bertahan hidup dan memenuhi segala
kebutuhan hidupnya. Bermacam cara dan upaya yang dilakukan, bahkan
sampai tidak lagi membedakan antara pekerjaan yang halal dan haram.
Keragaman pekerjaan yang digeluti manusia bermacam-macam, sebut saja
seperti petani, nelayan, pengusaha, sampai pegawai negeri.
Semakin
meningkat pertumbuhan penduduk, maka semakin sempit pula lapangan
pekerjaan yang ada. Dengan demikian akan timbul upaya-upaya untuk
membuka lahan baru. Namun sadar atau tidak, keberadaan manusia di planet
bumi ini mengganggu kehidupan makhluk lainnya tanpa kecuali alam itu
sendiri. Sebab perluasan lahan garapan baru terkadang tidak
memperhatikan dan tidak mengimbangi dengan dampak buruk yang bisa saja
terjadi.
Itu karena manusia memiliki watak yang tidak pernah
merasa puas dengan satu titik pencapaian saja yang disebut dengan
serakah. Berikutnya karena tidak menggubris dari akibat yang akan
terjadi dari ekspolitasi sumber daya alam yang berlebihan yang
dilakukan. Terlepas dari tuntutan hidup, kesadaran dan pengetahuan
manusia dalam menjaga dan memelihara lingkungan dan alam sangat rendah
tanpa terkecuali Indonesia sebagai satu negara berkembang.
Alam
merupakan warisan untuk anak cucu, jika pemanfaatan sumber daya alam
tidak diimbangi dengan pendekatan rasa saling memiliki maka bukan tidak
mungkin generasi manusia berikutnya akan terancam punah akibat dari
tindakan manusia saat ini. Pemanfaatan kebutuhan manusia dari hasil
pengambilan sumber daya alam merupakan definisi dari eksploitasi.
Alam menjawab
Eksploitasi bermacam jenis seperti penambangan industri, penggundulan hutan untuk membuka lahan baru, penebangan pohon untuk industri kayu, dll. Maka ancaman yang ditimbulkan adalah bencana banjir dan longsor. Karena saat alam sudah tidak bersahabat dengan manusia, maka alam akan menjawab dengan caranya. Ditinjau dari kerugian eksploitasi yang berlebihan maka cukup menimbulkan bahaya jika ulah jahil orang-orang tertentu tidak ditindaklanjuti.
Lebih lanjut, eksploitasi hasil alam yang
melampaui batas dengan tidak melirik bidang-bidang yang dapat merugikan
maka tentu dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada oknum-oknum yang
tidak beradab dengan alam tersebut, namun justru semua lapisan
masyarakat secara global ikut terkena dampaknya. Watak manusia yang
tidak bersahabat dengan alam sulit untuk dirubah, contoh kecil adalah
tentang sikap dan prilaku manusia yang tidak baik seperti membuang
sampah tidak pada tempatnya, demikian termasuk faktor dari terjadinya
banjir karena penyumbatan aliran air.
Menanamkan kesedaran dan
pengetahuan serta tindakan melestarikan lingkungan secara bersama-sama
dan berkesinambungan merupakan tindakan preventif (pencegahan) untuk
menyelamatkan anak cucu kita dari ambang kepunahan. Telah banyak kita
alami dampak dari suatu bencana, jika seluruh elemen tidak terketuk hati
untuk saling menjaga dan melestarikan alam maka rentetan demi rentetan
bencana terus terjadi dan akan berdampak terhadap kerusakan fasilitas
publik, kehilangan harta benda, kehilangan mata pencaharian bahkan
kehilangan nyawa. Itu artinya, eksploitasi alam yang berlebihan akan
berdampak bencana, selanjutnya jika bencana terjadi maka akan
mengakibatkan kemisikinan yang berkepanjangan dan tidak berujung dari
generasi ke generasi.
Terlepas dari paradigma masyarakat bahwa
demikian terjadi merupakan suatu peringatan atau ujian dari Tuhan Yang Maha Kuasa,
akan tetapi jika kita tela’ah lebih dalam secara keilmuan bahwa tersebut
terjadi karena kelalaian oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
yang tidak diiringi dengan penghijauan kembali. Sebagai contoh dengan
curah hujan yang berkepanjangan, akibat hilangnya pepohonan maka air
tidak mampu meresap ke dalam tanah melalui akar-akar pohon tersebut dan
akibatnya adalah air secara cepat mengalir ke tempat yang lebih rendah
dan terjadilah banjir.
Demikian juga dengan tanah longsor, karena
tidak ditemukan pepohonan sebagai penyanggah, penopang dan pengikat
material tanah, maka tanah sudah tidak memiliki kekuatan saat meresap
volume air dan akhirnya dengan beban yang berlebihan maka terjadilah
longsor. Beranjak dari level kesadaran manusia yang tergolong rendah,
memperlakukan alam dengan semena-mena sehingga sekan alam yang selalu
menjadi korban dari tangan-tangan jahil manusia, padahal yang
sesungguhnya bukanlah alam yang menjadi korban melainkan manusia itu
sendiri akibat dari watak yang tidak berfikir panjang dengan kehidupan
generasi berikutnya.
Sebagai contoh pencarian batu mulia dengan
alat berat, memang untung yang didapatkan kepada individu dan kelompok
sangat menggiurkan. Namun jika dibandingkan mudharat dari kegiatan
tersebut maka masyarakat secara luas akan bertambah miskin dari dampak
yang ditimbulkan. Bagaimana tidak, ketika banjir dan longsor menyapu
kawasan penduduk mulai dari rusaknya infrastruktur sampai hilangnya mata
pencaharian maka sangat sulit untuk bangkit dan memulai kembali dari
nol.
Menjaga alam
Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
menjaga alam supaya tetap alami adalah dengan melindungi dan
membudidayakan flora dan fauna, menjamin kelestarian alam oleh yang
memanfaatkannya, pembukaan dan pembangunan lahan hunian diimbangi dengan
bidang-bidang keselamatan lingkungan, menanamkan di dalam diri setiap
insan pentingnya kesadaran rasa saling memiliki.
Ancaman banjir
dan tanah longsor tidak akan menjadi suatu bencana jika seluruh pihak
mengimbangi antara eksploitasi alam dengan kelestariannya. Sebagai
Negara yang kaya dengan potensi alam, untuk itu sangat menguntungkan
pada kemakmuran rakyat dan kemajuan Negara. Akan tetapi harus
mengimbangi dan menimbang sebab akibat dan bentuk mitigasinya. Negara
harus tegas dalam mengaplikasikan aturan-aturan yang dituangkan, serta
kesadaran masyarakat berprilaku bersahabat dengan alam harus diciptakan
dan menjiwa.
Negara perlu menerbitkan dan menerapkan aturan tegas
bagi yang memanfaatkan sumber daya alam, baik dari masyarakat itu
sendiri, perusahaan swasta dan pemerintahan. Dalam rangka mengimbangi
antara pemanfaatan sumber daya alam yang berlimpah tentu harus diiringi
dengan melestarikan, merawat dan menjaga alam supaya tetap bertahan dan
dinikmati oleh generasi berikutnya.
Indonesia memerlukan aturan
pemerintahan yang nyata terkait pengelolaan sumber daya alam, mengenai
perizinan perusahaan-perusahaan swasta sampai pada sanksi yang diberikan
terhadap yang melanggar. Selanjutnya perusahaan-perusahaan yang
mendapatkan izin perlu diawasi dan diamati tindak tanduknya. Semoga
bermanfaat!. (Artikel Oleh Rasli Hasan Sari / Tribun.news)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar