Minggu, 11 Januari 2015

Jika Tak Bersahabat Dengan Alam


Keramahan dan keindahan alam raya ini akan bersahabat apabila tangan-tangan kita tidak pernah untuk merusaknya, dan segala bencana alam, tanah longsor, banjir bandang dan lain sebagainya semoga tidak akan pernah terjadi di sekitar kehidupan kita diantara alam raya ini.


Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menyambung hidup, manusia melakukan segala cara dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Dengan bekerja manusia bisa bertahan hidup dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Bermacam cara dan upaya yang dilakukan, bahkan sampai tidak lagi membedakan antara pekerjaan yang halal dan haram. Keragaman pekerjaan yang digeluti manusia bermacam-macam, sebut saja seperti petani, nelayan, pengusaha, sampai pegawai negeri. 

Semakin meningkat pertumbuhan penduduk, maka semakin sempit pula lapangan pekerjaan yang ada. Dengan demikian akan timbul upaya-upaya untuk membuka lahan baru. Namun sadar atau tidak, keberadaan manusia di planet bumi ini mengganggu kehidupan makhluk lainnya tanpa kecuali alam itu sendiri. Sebab perluasan lahan garapan baru terkadang tidak memperhatikan dan tidak mengimbangi dengan dampak buruk yang bisa saja terjadi. 

Itu karena manusia memiliki watak yang tidak pernah merasa puas dengan satu titik pencapaian saja yang disebut dengan serakah. Berikutnya karena tidak menggubris dari akibat yang akan terjadi dari ekspolitasi sumber daya alam yang berlebihan yang dilakukan. Terlepas dari tuntutan hidup, kesadaran dan pengetahuan manusia dalam menjaga dan memelihara lingkungan dan alam sangat rendah tanpa terkecuali Indonesia sebagai satu negara berkembang.

Alam merupakan warisan untuk anak cucu, jika pemanfaatan sumber daya alam tidak diimbangi dengan pendekatan rasa saling memiliki maka bukan tidak mungkin generasi manusia berikutnya akan terancam punah akibat dari tindakan manusia saat ini. Pemanfaatan kebutuhan manusia dari hasil pengambilan sumber daya alam merupakan definisi dari eksploitasi.  



 Longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah harusnya makin menyadarkan masyarakat untuk lebih menaruh perhatian lebih serius dari ancaman longsor. Data sementara kejadian bencana di Indonesia tahun 2014 ada 248 jiwa orang tewas akibat longsor. Jumlah ini hampir dua per tiga dari korban tewas akibat bencana di Indonesia selama 2014 lalu.


Alam menjawab

Eksploitasi bermacam jenis seperti penambangan industri, penggundulan hutan untuk membuka lahan baru, penebangan pohon untuk industri kayu, dll. Maka ancaman yang ditimbulkan adalah bencana banjir dan longsor. Karena saat alam sudah tidak bersahabat dengan manusia, maka alam akan menjawab dengan caranya. Ditinjau dari kerugian eksploitasi yang berlebihan maka cukup menimbulkan bahaya jika ulah jahil orang-orang tertentu tidak ditindaklanjuti. 

Lebih lanjut, eksploitasi hasil alam yang melampaui batas dengan tidak melirik bidang-bidang yang dapat merugikan maka tentu dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada oknum-oknum yang tidak beradab dengan alam tersebut, namun justru semua lapisan masyarakat secara global ikut terkena dampaknya. Watak manusia yang tidak bersahabat dengan alam sulit untuk dirubah, contoh kecil adalah tentang sikap dan prilaku manusia yang tidak baik seperti membuang sampah tidak pada tempatnya, demikian termasuk faktor dari terjadinya banjir karena penyumbatan aliran air.

Menanamkan kesedaran dan pengetahuan serta tindakan melestarikan lingkungan secara bersama-sama dan berkesinambungan merupakan tindakan preventif (pencegahan) untuk menyelamatkan anak cucu kita dari ambang kepunahan. Telah banyak kita alami dampak dari suatu bencana, jika seluruh elemen tidak terketuk hati untuk saling menjaga dan melestarikan alam maka rentetan demi rentetan bencana terus terjadi dan akan berdampak terhadap kerusakan fasilitas publik, kehilangan harta benda, kehilangan mata pencaharian bahkan kehilangan nyawa. Itu artinya, eksploitasi alam yang berlebihan akan berdampak bencana, selanjutnya jika bencana terjadi maka akan mengakibatkan kemisikinan yang berkepanjangan dan tidak berujung dari generasi ke generasi.  

Terlepas dari paradigma masyarakat bahwa demikian terjadi merupakan suatu peringatan atau ujian dari Tuhan Yang Maha Kuasa, akan tetapi jika kita tela’ah lebih dalam secara keilmuan bahwa tersebut terjadi karena kelalaian oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang tidak diiringi dengan penghijauan kembali. Sebagai contoh dengan curah hujan yang berkepanjangan, akibat hilangnya pepohonan maka air tidak mampu meresap ke dalam tanah melalui akar-akar pohon tersebut dan akibatnya adalah air secara cepat mengalir ke tempat yang lebih rendah dan terjadilah banjir. 

Demikian juga dengan tanah longsor, karena tidak ditemukan pepohonan sebagai penyanggah, penopang dan pengikat material tanah, maka tanah sudah tidak memiliki kekuatan saat meresap volume air dan akhirnya dengan beban yang berlebihan maka terjadilah longsor. Beranjak dari level kesadaran manusia yang tergolong rendah, memperlakukan alam dengan semena-mena sehingga sekan alam yang selalu menjadi korban dari tangan-tangan jahil manusia, padahal yang sesungguhnya bukanlah alam yang menjadi korban melainkan manusia itu sendiri akibat dari watak yang tidak berfikir panjang dengan kehidupan generasi berikutnya. 

Sebagai contoh pencarian batu mulia dengan alat berat, memang untung yang didapatkan kepada individu dan kelompok sangat menggiurkan. Namun jika dibandingkan mudharat dari kegiatan tersebut maka masyarakat secara luas akan bertambah miskin dari dampak yang ditimbulkan. Bagaimana tidak, ketika banjir dan longsor menyapu kawasan penduduk mulai dari rusaknya infrastruktur sampai hilangnya mata pencaharian maka sangat sulit untuk bangkit dan memulai kembali dari nol.


Menjaga kelestarian lingkungan alam Indonesia merupakan kewajiban sekaligus tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara Indonesia. Hal ini kita lakukan demi menjaga keseimbangan antara kita dan lingkungan sekitar kita. Bancana alam yang menimpa kita sampai saat ini merupakan salah satunya diakibatkan oleh ketidakseimbangan alam yang terjadi di Indonesia


Menjaga alam
Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga alam supaya tetap alami adalah dengan melindungi dan membudidayakan flora dan fauna, menjamin kelestarian alam oleh yang memanfaatkannya, pembukaan dan pembangunan lahan hunian diimbangi dengan bidang-bidang keselamatan lingkungan, menanamkan di dalam diri setiap insan pentingnya kesadaran rasa saling memiliki.

Ancaman banjir dan tanah longsor tidak akan menjadi suatu bencana jika seluruh pihak mengimbangi antara eksploitasi alam dengan kelestariannya. Sebagai Negara yang kaya dengan potensi alam, untuk itu sangat menguntungkan pada kemakmuran rakyat dan kemajuan Negara. Akan tetapi harus mengimbangi dan menimbang sebab akibat dan bentuk mitigasinya. Negara harus tegas dalam mengaplikasikan aturan-aturan yang dituangkan, serta kesadaran masyarakat berprilaku bersahabat dengan alam harus diciptakan dan menjiwa.

Negara perlu menerbitkan dan menerapkan aturan tegas bagi yang memanfaatkan sumber daya alam, baik dari masyarakat itu sendiri, perusahaan swasta dan pemerintahan. Dalam rangka mengimbangi antara pemanfaatan sumber daya alam yang berlimpah tentu harus diiringi dengan melestarikan, merawat dan menjaga alam supaya tetap bertahan dan dinikmati oleh generasi berikutnya. 

Indonesia memerlukan aturan pemerintahan yang nyata terkait pengelolaan sumber daya alam, mengenai perizinan perusahaan-perusahaan swasta sampai pada sanksi yang diberikan terhadap yang melanggar. Selanjutnya perusahaan-perusahaan yang mendapatkan izin perlu diawasi dan diamati tindak tanduknya. Semoga bermanfaat!. (Artikel Oleh Rasli Hasan Sari / Tribun.news)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar